...:: SELAMAT DATANG DI BOLG INDOTEK DAN INDOTEKNOLOGI.CO.CC ::... ||...:: INDOTEK MAUPUN INDOTEKNOLOGI ADALAH KEPANJANGAN DARI INDONESIA TEKNOLOGI ::... || ...:: SEMOGA BLOG INI BERMAANFAAT ::...|| ...:: SELALU MAJULAH TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI INDONESIA ::...|| ...:: TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN NYA KE BLOG INI ::...

Friday, 5 November 2010

Peranan Teknologi Informasi Di Bidang Industri

Awal Maret 2009, nampaknya badai krisis ekonomi global belum juga memperlihatkan indikasi akan mereda. Nilai tukar Rupiah terhadap Dollar yang beberapa waktu lalu telah menguat di level 10 ribu per Rupiah, kini kembali anjlok ke angka 12 ribu per Rupiah.
Beberapa perusahaan yang bergerak di bidang industri Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dunia.telah melakukan tindakan penyelamatan perusahaan di tengah krisis ekonomi. Bukan hanya perusahaan kelas menengah saja, perusahaan yang merajai dunia TIK sekelas Google dan Microsoft pun ikut terombang-ambing badai krisis yang menerpa dunia sejak akhir tahun 2008 lalu.
Perlahan tapi pasti, dampak krisis global di Indonesia sedikit demi sedikit mulai terasa, khususnya untuk perusahaan yang bergerak di bidang TIK yaitu seperti telkom,indosat dll. Penurunan daya beli masyarakat terhadap produk-produk TIK dan naiknya biaya operasional, merupakan 2 hal yang cukup banyak dikeluhkan ketika badai krisis menerpa Indonesia. Hal ini salah satunya disebabkan lantaran tingginya ketergantungan industri TIK nasional dengan pasar TIK luar negeri.
Guna menyiasati dampak krisis perusahaan-perusahaan di Indonesia yang bergerak di bidang TIK mulai menggunakan applikasi yang berbasis open source. Dalam hal ini, Open Source tidak melulu sistem operasi Linux, tetapi juga mencakup aplikasi berbasis Desktop dan Web yang menyediakan akses terhadap kode sumber (source code).
Penerapan Open Source sebagai basis dari bisnis industri TIK nasional, merujuk pada 3 pertimbangan. Pertimbangan pertama, Open Source mampu mengefektifkan biaya (cost effective) yang dialokasikan untuk kebutuhan teknologi informasi. Karena kebanyakan aplikasi Open Source tersedia dengan tanpa biaya alias gratis, kondisi ini mampu mereduksi biaya lisensi yang dapat mencapai 5 juta Rupiah per satu unit komputernya apabila menggunakan perangkat lunak proprietary. Belum lagi ditambah dengan perangkat lunak yang memiliki model biaya berbeda. Contohnya seperti Mail Server yang pada perangkat lunak proprietary biayanya dibebankan pada banyaknya akun (account) email yang dibuat.
Tentu saja pengefektifan biaya ini berdampak pada ongkos produksi yang bisa ditekan seminim mungkin sehingga berimplikasi pada lebih murahnya produk yang dijual ke masyarakat. Dalam jangka panjang, hal ini mampu memperbaiki daya beli masyarakat dan mengurangi angka pembajakan perangkat lunak.
Pertimbangan kedua yang membuat industri TIK nasional perlu menggunakan Open Source adalah perangkat lunak ini mampu meningkatkan kemampuan lokal dan kompetisi SDM secara global. Dengan kode sumber (source code) yang dapat diakses dan dipelajari, memungkinkan industri TIK nasional membangun kebutuhan akan perangkat teknologi informasinya secara mandiri. Belum lagi dengan kualitas produk Open Source yang terkenal akan kualitasnya, bukan tidak mungkin industri TIK Indonesia mampu merambah pasar TIK global yang kini cenderung didominasi oleh perusahaan-perusahaan besar asal Amerika dan Eropa.
Pertimbangan yang terakhir, Open Source mampu mengurangi ketergantungan terhadap vendor dan negara asing dalam bidang TIK. Hal ini berkaitan erat dengan Open Source yang berpotensi sangat besar memajukan industri TIK nasional, baik secara langsung maupun tidak langsung. Secara langsung, penggunaan aplikasi Open Source memungkinkan bangsa ini tak harus kebingungan lantaran biaya untuk menggunakan aplikasi proprietary yang semakin tinggi. Secara tidak langsung, proses tumbuhnya industri TIK nasional dengan Open Source, membuat bangsa kita akhirnya mampu menyediakan kebutuhan perangkat teknologi informasinya sendiri.
Selain pertimbangan itu open source biayanya lebih murah di bandingkan dengan OS yang berlisensi yaitu harganya yang biasa sampai 5jutaan.selain itu open source juga dapat di kembangkan ,di modifikasi dan sourcenya dapat di lihat.
Dari pertimbangan pertimbangan tersebut perusahaan nasional yang bergerak di bidang TIK mulai berpindah dari OS yang berlisensi ke OS yang tidak berlisensi yaitu open source.

No comments:

 
powered by Blogger | For Blogservices